Kamis, 24 April 2014

Pondasi

 

Pondasi adalah struktur bangunan bagian bawah yang berfungsi meneruskan gaya dari segala arah bangunan di atasnya ke tanah. Dengan demikian pembangunan pondasi harus dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat pondasi itu sendiri, beban-beban berguna, dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain.
Adanya penurunan pondasi setempat atau secara merata melebihi batas tertentu akan menyebabkan rusaknya bangunan atau menimbulkan patahan pada beton. Oleh karena itu penggalian tanah untuk pondasi sebaiknya harus mencapai tanah keras.

Secara umum terdapat dua macam pondasi, Yaitu:

  1. Pondasi Dangkal : dipakai untuk bangunan bertanah keras atau bangunan-bangunan sederhana. 
  2. Pondasi Dalam : dipakai untuk bangunan bertanah lembek, bangunan berbentang lebar (memiliki jarak kolom lebih dari 6 meter), dan bangunan bertingkat.

Pondasi Dangkal

Yang termasuk Pondasi dangkal antara lain:

Pondasi Dalam

Yang termasuk pondasi dalam antara lain :

Untuk menghindari penurunan setempat pada pondasi (pada salah satu kolom), maka pondasi bagian atas dihubungkan, atau di ikat dengan beton sloof. Beton sloof ini berfungsi untuk menahan resapan atau rembesan air tanah ke dinding bangunan dan menahan bangunan.
Dengan adanya beton sloof ini, juga berfungsi sebagai beton pengikat pondasi yang bila terjadi penurunan pada bangunan maka akan terjadi penurunan secara bersama-sama (turun seragam sehingga tidak menimbulkan kerusakan).


Jenis pondasi :

1. Pondasi Batu Kali

 

Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya.
Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :
- Batu belah (batu kali/guning)
- Pasir pasang
- Semen PC (abu-abu).


Kelebihan :

  • Pelaksanaan pondasi mudah
  • Waktu pengerjaan pondasi cepat
  • Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)

 Kekurangan :

  • Batu belah di daerah tertentu sulit dicari
  • Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)
  • Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.

2. Pondasi Tapak (Foot Plate) 

 Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/tiang dan kedalamannya sampai pada tanah keras.
Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali. Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi  tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding. Pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan ke atas.
Kebutuhan Bahannya adalah:
- Batu pecah / split (2/3)
- Pasir beton
- Semen PC
- Besi beton
- Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan)

Kelebihan :

  • Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya
  • Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja)
  • Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal daripada pondasi batu belah.

Kekurangan :

  • Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
  • Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).
  • Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
  • Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
  • Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.

 

3. Pondasi Sumuran


Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Disebut pondasi sumuran karena pondasi ini dimulai dengan menggali tanah berdiameter  60 - 80 cm seperti menggali sumur. Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 8 meter.
Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof. Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh sehingga tidak memungkinkan dilakukan transportasi untuk mengangkut tiang pancang.
Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan. Selain boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil cor beton di tempat yang dalam.

Kelebihan :

  • Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.
  • Tidak diperlukan alat berat.
  • Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.

 Kekurangan :

  • Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas)
  • Pemakaian bahan boros.
  • Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).
  • Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam menggalinya.

 

Senin, 10 Maret 2014

Konstruksi Rumah Papua

 Konstruksi Bangunan di Raja Ampat


Pulau Raja Ampat merupakan fenomena alam yang menawan dengan keanekaragaman hayati yang melimpah. Ada 1.320 spesies ikan di Raja Ampat; 75% seluruh spesies karang yang ada di dunia; 10 kali lipat jumlah spesies karang yang ditemukan di seluruh Karibia; terdapat 600 spesies karang yang tercatat; 5 spesies penyu laut langka; 57 spesies udang mantis; 13 spesies mamalia laut; dan 27 spesies ikan yang hanya dapat Anda ditemui di wilayah ini.


Budaya dan suku di Papua punya banyak sekali ragamnya. Termasuk jenis rumah atau konstruksi bangunannya. Salah satunya adalah jenis bangunan di wilayah Raja Ampat.
Raja Ampat memang dikenal sebagai surganya para diver (peselam), kehadiran para peselam di Raja Ampat sangat banyak sekali tidak cuma dalam bahkan luar negeri. Banyaknya titik selam yang dikunjungi maka bermunculan pula lah rumah singgah (homestay) yang dibangun baik oleh pihak resort maupun oleh warga kampung di Raja Ampat.
             Rumah singgah di Raja Ampat nampak seragam, dibangun dengan bahan baku yang memang mudah didapatkan di hampir semua pulau di Raja Ampat. Karena jumlahnya yang melimpah maka harganya pun menjadi murah dan terjangkau. Harga murah tidak berarti kualitas dan bentuknya yang seadanya. Raja Ampat memiliki bahan baku untuk bangunan rumah singgah yang sangat berkualitas dan sangat indah dari segi desain.

Bahan dasar yang digunakan sebagai rumah singgah ini bisa dibilang cukup umum. Daun alang-alang kering yang dianyam digunakan sebagai atap, yang mana jenis ini sudah banyak dijumpai dibanyak jenis rumah di Indonesia. Lalu konstruksinya menggunakan kayu jenis dolken – sebutan orang Jakarta, yang kemudian selain dipaku juga diikat dengan tali rotan. Sebagai lantai mereka menggunakan Kayu Besi yang sebetulnya mahal sekali. Untuk penyangga rumah yang masuk air mereka menggunakan Kayu Gatal. Kedua kayu ini sangat tahan air, namun menurut warga Raja Ampat, Kayu Gatal lebih kuat dari Kayu Besi saat direndam di air laut. Kayu Gatal, sesuai namanya memang membuat gatal saat kita pegang, hanya saja gatal itu disebabkan getahnya saat kayu masih memiliki kulit. Kayu Gatal yang digunakan sebagai konstruksi sudah dikupas dan jemur sehingga tidak membuat gatal lagi. Untuk dinding bangunan, mereka menggunakan daun Nipah kering. Jenis daun ini pun banyak digunakan diberbagai wilayah di Indonesia.
Jika kamu berkesempatan mengunjungi papua kunjungilah Raja Ampat, coba perhatikan rumah singgah yang ditemukan diberbagai pulau, sangat menarik dan bagus sekali. Bisa kita jadikan sebagai inspirasi jenis bangunan hunian daerah tropis. Rumah ini sejuk sekali. Tidak heran jika akhirnya beberapa resort di sana pun mengadaptasi konstruksi asli Raja Ampat ini.

 



Jumat, 28 Februari 2014

Kontrusi Bangunan

Teknik Sipil

adalah suatu cabang ilmu teknik yang mempelajari bagaimana merancang, membangun dan 
memelihara  tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan
untuk kemaslahatan hidup manusia
Merupakan cabang ilmu teknik tertua setelah Teknik Militer (military engineering)


Cabang-cabang Teknik Sipil
Teknik Struktur
mempelajari masalah struktural dan sifat dari material yang digunakan untuk bangunan.
Material bangunan: baja, beton, kayu, kaca dll.
Bangunan: gedung, jalan, jembatan, terowongan dsb.
 

Geoteknik
Mempelajari struktur dan sifat tanah sebagai penopang bangunan (fondasi) ataupun sebagai material
bangunan (tanggul, infrastruktur pertanian, dinding penahan dsb.)


Teknik Sumberdaya Air
mempelajari masalah pengadaan, distribusi dan pengendalian air
mencakup: hidrologi (berkenaan dengan siklus air); hidrolika (berkenaan dengan sifat dan pergerakan air) 
dan bangunan air (saluran, perpipaan, bendungan, waduk dsb.) .