Senin, 10 Maret 2014

Konstruksi Rumah Papua

 Konstruksi Bangunan di Raja Ampat


Pulau Raja Ampat merupakan fenomena alam yang menawan dengan keanekaragaman hayati yang melimpah. Ada 1.320 spesies ikan di Raja Ampat; 75% seluruh spesies karang yang ada di dunia; 10 kali lipat jumlah spesies karang yang ditemukan di seluruh Karibia; terdapat 600 spesies karang yang tercatat; 5 spesies penyu laut langka; 57 spesies udang mantis; 13 spesies mamalia laut; dan 27 spesies ikan yang hanya dapat Anda ditemui di wilayah ini.


Budaya dan suku di Papua punya banyak sekali ragamnya. Termasuk jenis rumah atau konstruksi bangunannya. Salah satunya adalah jenis bangunan di wilayah Raja Ampat.
Raja Ampat memang dikenal sebagai surganya para diver (peselam), kehadiran para peselam di Raja Ampat sangat banyak sekali tidak cuma dalam bahkan luar negeri. Banyaknya titik selam yang dikunjungi maka bermunculan pula lah rumah singgah (homestay) yang dibangun baik oleh pihak resort maupun oleh warga kampung di Raja Ampat.
             Rumah singgah di Raja Ampat nampak seragam, dibangun dengan bahan baku yang memang mudah didapatkan di hampir semua pulau di Raja Ampat. Karena jumlahnya yang melimpah maka harganya pun menjadi murah dan terjangkau. Harga murah tidak berarti kualitas dan bentuknya yang seadanya. Raja Ampat memiliki bahan baku untuk bangunan rumah singgah yang sangat berkualitas dan sangat indah dari segi desain.

Bahan dasar yang digunakan sebagai rumah singgah ini bisa dibilang cukup umum. Daun alang-alang kering yang dianyam digunakan sebagai atap, yang mana jenis ini sudah banyak dijumpai dibanyak jenis rumah di Indonesia. Lalu konstruksinya menggunakan kayu jenis dolken – sebutan orang Jakarta, yang kemudian selain dipaku juga diikat dengan tali rotan. Sebagai lantai mereka menggunakan Kayu Besi yang sebetulnya mahal sekali. Untuk penyangga rumah yang masuk air mereka menggunakan Kayu Gatal. Kedua kayu ini sangat tahan air, namun menurut warga Raja Ampat, Kayu Gatal lebih kuat dari Kayu Besi saat direndam di air laut. Kayu Gatal, sesuai namanya memang membuat gatal saat kita pegang, hanya saja gatal itu disebabkan getahnya saat kayu masih memiliki kulit. Kayu Gatal yang digunakan sebagai konstruksi sudah dikupas dan jemur sehingga tidak membuat gatal lagi. Untuk dinding bangunan, mereka menggunakan daun Nipah kering. Jenis daun ini pun banyak digunakan diberbagai wilayah di Indonesia.
Jika kamu berkesempatan mengunjungi papua kunjungilah Raja Ampat, coba perhatikan rumah singgah yang ditemukan diberbagai pulau, sangat menarik dan bagus sekali. Bisa kita jadikan sebagai inspirasi jenis bangunan hunian daerah tropis. Rumah ini sejuk sekali. Tidak heran jika akhirnya beberapa resort di sana pun mengadaptasi konstruksi asli Raja Ampat ini.

 



2 komentar:

kritik dan saran silahkan di tulis di komentar :)