Pulau Raja Ampat
merupakan fenomena alam yang menawan dengan keanekaragaman hayati yang
melimpah. Ada 1.320 spesies ikan di Raja Ampat; 75% seluruh spesies karang yang
ada di dunia; 10 kali lipat jumlah spesies karang yang ditemukan di seluruh Karibia;
terdapat 600 spesies karang yang tercatat; 5 spesies penyu laut langka; 57
spesies udang mantis; 13 spesies mamalia laut; dan 27 spesies ikan yang hanya
dapat Anda ditemui di wilayah ini.
Budaya dan suku di Papua punya banyak sekali ragamnya.
Termasuk jenis rumah atau konstruksi bangunannya. Salah satunya adalah jenis
bangunan di wilayah Raja Ampat.
Raja Ampat memang dikenal sebagai surganya para diver
(peselam), kehadiran para peselam di Raja Ampat sangat banyak sekali tidak cuma
dalam bahkan luar negeri. Banyaknya titik selam yang dikunjungi maka
bermunculan pula lah rumah singgah (homestay) yang dibangun baik oleh
pihak resort maupun oleh warga kampung di Raja Ampat.
Rumah singgah di Raja Ampat nampak
seragam, dibangun dengan bahan baku yang memang mudah didapatkan di hampir
semua pulau di Raja Ampat. Karena jumlahnya yang melimpah maka harganya pun
menjadi murah dan terjangkau. Harga murah tidak berarti kualitas dan bentuknya
yang seadanya. Raja Ampat memiliki bahan baku untuk bangunan rumah singgah yang
sangat berkualitas dan sangat indah dari segi desain.
Bahan
dasar yang digunakan sebagai rumah singgah ini bisa dibilang cukup umum. Daun
alang-alang kering yang dianyam digunakan sebagai atap, yang mana jenis ini
sudah banyak dijumpai dibanyak jenis rumah di Indonesia. Lalu konstruksinya
menggunakan kayu jenis dolken – sebutan orang Jakarta, yang kemudian selain
dipaku juga diikat dengan tali rotan. Sebagai lantai mereka menggunakan Kayu
Besi yang sebetulnya mahal sekali. Untuk penyangga rumah yang masuk air mereka
menggunakan Kayu Gatal. Kedua kayu ini sangat tahan air, namun menurut warga
Raja Ampat, Kayu Gatal lebih kuat dari Kayu Besi saat direndam di air laut.
Kayu Gatal, sesuai namanya memang membuat gatal saat kita pegang, hanya saja
gatal itu disebabkan getahnya saat kayu masih memiliki kulit. Kayu Gatal yang
digunakan sebagai konstruksi sudah dikupas dan jemur sehingga tidak membuat
gatal lagi. Untuk dinding bangunan, mereka menggunakan daun Nipah kering. Jenis
daun ini pun banyak digunakan diberbagai wilayah di Indonesia.
Jika kamu berkesempatan
mengunjungi papua kunjungilah Raja Ampat, coba perhatikan rumah singgah yang
ditemukan diberbagai pulau, sangat menarik dan bagus sekali. Bisa kita jadikan
sebagai inspirasi jenis bangunan hunian daerah tropis. Rumah ini sejuk sekali.
Tidak heran jika akhirnya beberapa resort di sana pun mengadaptasi
konstruksi asli Raja Ampat ini.
keren mas bro .. :)
BalasHapusSO COOOLL
BalasHapus